IDI dan IIDI Bondowoso Gelar Bakti Sosial untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Anak
Menanggapi meningkatnya angka kematian ibu di Bondowoso, serta dalam rangka memperingati HUT ke-74 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024, IDI Bondowoso bersama Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) mengadakan serangkaian kegiatan bakti sosial (baksos). Acara ini berlangsung di Balai Desa Petung, Kecamatan Curahdami, pada Sabtu (16/11).
Ketua panitia, dr. Selyna Catalia, menjelaskan bahwa kegiatan ini mengusung tema Menguatkan Komitmen Membangun Masa Depan Kesehatan Indonesia. "Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak," ujar Selyna.
Bakti sosial tersebut mencakup berbagai layanan kesehatan, seperti pemeriksaan gizi buruk dan stunting pada balita, serta pemeriksaan ibu hamil berisiko tinggi oleh dokter spesialis jantung. Selain itu, dilakukan juga penyuluhan kesehatan untuk balita dan ibu hamil yang dipandu oleh dokter spesialis anak.
Stunting adalah masalah besar yang dihadapi Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan. Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, dengan sekitar 24,4 persen anak balita mengalami stunting pada 2022.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan gizi dan kesehatan ibu hamil sangat penting, karena pola makan dan perawatan selama kehamilan mempengaruhi pertumbuhan anak sejak lahir. Penyuluhan kepada ibu hamil dan orang tua balita ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pola makan bergizi dan pentingnya pemeriksaan rutin untuk mencegah masalah kesehatan sejak dini.
Tidak hanya itu, masyarakat dapat memanfaatkan layanan konseling kesehatan, seperti pemeriksaan gula darah dan tekanan darah. Layanan donor darah juga disediakan, sekaligus program berbagi dari IDI dan IIDI untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Penyuluhan mengenai deteksi dini hipertensi dan diabetes gestasional, yang seringkali tidak terdeteksi selama kehamilan, juga menjadi bagian penting dari layanan yang diberikan.
Selyna menambahkan bahwa kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi dengan petugas Puskesmas Curahdami dan kader PKK Desa Petung. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan para dokter IDI, petugas Puskesmas, serta ibu-ibu PKK. Keterlibatan mereka membantu memperlancar seluruh rangkaian acara,” katanya.
Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya jumlah peserta yang hadir. Ratusan warga memanfaatkan berbagai layanan kesehatan yang disediakan. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, tetapi juga mempererat hubungan antara tenaga medis dan masyarakat.
Menurut dr. Nurwahyudi, Ketua IDI Bondowoso, kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk upaya untuk menjembatani kesenjangan kesehatan yang ada di masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan yang sering kali kurang terjangkau oleh fasilitas medis. dr. Nurwahyudi menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan ibu dan anak. “Tujuan utama kami adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah dan menurunkan prevalensi stunting sejak dini,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa target utama pengobatan massal kali ini adalah ibu hamil dengan risiko tinggi. “Sebanyak 10 ibu hamil berisiko tinggi dan 30 balita stunting dari beberapa desa di Kecamatan Curahdami turut berpartisipasi dalam program ini,” tuturnya.
Dengan program ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi ibu dan anak, semakin meningkat. Program seperti ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki tantangan serupa dalam bidang kesehatan ibu dan anak.